turunan etilendiamin dan turunan propilamin
Mekanisme kerja
Antihistamin tipe H1 low sedating merupakan antagonis dari
histamin pada reseptor H1, berikatan secara tidak kompetitif, tidak mudah
diganti oleh antihistamin, dilepaskan secara perlahan dan kerjanya lebih lama (Wolverton,
Wilkin, Fitzpatrick) Antihistamin H1 ini, kurang bersifat lipofilik,
sangat sedikit menembus sawar darah otak, dan lebih mengikat reseptor H1 di
perifer secara lebih spesifik. (Fitzpatrick, Wilkin, Wolverton, Arndt)
Beberapa obat ini mempunyai membrane stabilizing atau efek seperti
kuinidine pada otot jantung, dan menyebabkan perpanjangan masa refraksi jantung
serta aritmia ventrikuler ”torsades de pointes”. (Fitzpatrick)
Walaupun golongan ini sering dikatakan nonsedasi, obat-obat ini tetap dapat
menyebabkan efek sedasi, namun dalam banyak penelitian dikatakan insidensi
sedasi jauh lebih sedikit dibandingkan antihistamin H1 klasik, demikian pula
efek antikolinergiknya lebih jarang terjadi dibanding antihistamin H1 klasik. (Wilkin)
Cetirizine berpengaruh pada perpindahan sel dalam kulit dan
jaringan lainnya, pelepasan atau pembuatan dan pelepasan mediator inflamasi
serta ekspresi molekul adhesi. (Fitzpatrick)
Antihistamin tipe H1 low sedating
diabsorbsi dari saluran cerna dan mencapai puncak konsetrasi plasma dalam 2
jam. Obat tersebut menghilangkan urtikaria dan reaksi eritema sekitar 1-24 jam.
Terfenadin, astemizol, loratadin, aktivastin, mizolastin, ebastin dan oksatomid
dimetabolisme di hepar melalui sisitem enzim CYP dalam hepar CYP3A4. Cetirizin,
metabolit asam karboksilik dari terfenadin, dan desloratadin tidak dimetablisme
dalam hepar. (Fitzpatrick)
Astemizol mempunyai efek jangka
panjang, namun onset mulai kerjanya dan konsentrasi dalam keadaan stabil
dicapai dalam 3-4 minggu. Efek astemizol berlangsung lama dan obat harus
dihentikan 4-6 minggu sebelum dilakukan uji tusuk. Waktu paruh eliminasi
cetirizin dan feksofenadin pada anak-anak sama dengan dewasa (Fitzpatrick)
Farmakologi
Sebagai inverse
agonist, antihistamin H1 beraksi dengan bergabung
bersama dan menstabilkan reseptor H1 yang belum aktif, sehingga
berada pada status yang tidak aktif. Penghambatan reseptor histamin H1
ini bisa mengurangi permeabilitas vaskular, pengurangan pruritus, dan relaksasi
otot polos saluran cerna serta napas. Secara klinis, antihistamin H1
generasi pertama ditemukan sangat efektif berbagai gejala rhinitis alergi
reaksi fase awal, seperti rhinorrhea, pruritus, dan sneezing.
Tapi, obat ini kurang efektif untuk mengontrol nasal congestion
yang terkait dengan reaksi fase akhir.
Sementara itu antihistamin
generasi kedua dan ketiga memiliki profil farmakologi yang lebih baik. Keduanya
lebih selektif pada reseptor perifer dan juga bisa menurunkan
lipofilisitas, sehingga efek samping pada SSP lebih minimal. Di samping itu,
obat ini juga memiliki kemampuan anti alergi tambahan, yakni sebagai antagonis
histamin. Antihistamin generasi baru ini mempengaruhi pelepasan mediator dari
sel mast dengan menghambat influks ion kalsium melintasi sel mast atau membaran
basofil plasma, atau menghambat pelepasan ion kalsium intraseluler dalam sel.
Obat ini menghambat reaksi alergi dengan bekerja pada leukotriene dan
prostaglandin, atau dengan menghasilkan efek anti-platelet activating factor.
Antihistamin H1
diduga juga memiliki efek anti inflamasi. Hal ini terlihat dari studi in
vitro desloratadine, suatu antihistamin H1 generasi
ketiga. Studi menunjukkan, desloratadine memiliki efek langsung pada mediator
inflamatori, seperti menghambat pelepasan intracellular adhesion molecule-1
(ICAM-1) oleh sel epitel nasal, sehingga memperlihatkan aktivitas
anti-inflamatori dan imunomodulatori. Kemampuan tambahan inilah yang mungkin
menjelaskan kenapa desloratadine secara signifikan bisa memperbaiki nasal
congestion pada beberapa double-blind, placebo-controlled studies.
Efek ini tak ditemukan pada generasi sebelumnya, generasi pertama dan kedua.
Sehingga perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk menguak misteri dari efek
tambahan ini.
Berdasar strukturnya
antihistamin digolongkan menjadi:
A. Etilen diamin
B. Turunan
Propilamin Eter
C. amino alkil
(etanolamin eter)
D. Antihistamin cincin trisiklik
Etilendiamin.
Etilendiamin
mempunyai efek samping penekanan CNS dan gastro intestinal.
Antihistamin tipe
piperazin, imidazolin dan fenotiazin mengandung bagian etilendiamin.
Pada kebanyakan
molekul obat adanya nitrogen
kelihatannya merupakan kondisi yang diperlukan untuk pembentukan garam yang
stabil dengan asam mineral.
Gugus amino alifatik
dalam etilen diamin cukup basis untuk pembentukan garam, akan tetapi atom N
yang diikat pada cincin aromatik sangat kurang basis.
Elektron bebas pada
nitrogen aril di delokalisasi oleh cincin aromatic
Struktur resonansi
yang menunjukkan delokalisasi elektron adalah sbb
Adanya penurunan
kerapatan elektron pada N, menjadi kurang basis dan protonasi pada posisi ini
berlangsung lambat
Beberapa contoh
antihistamin turunan etilediamin
Fenbenzamin merupakan
salah satu anti histamin kuat yang ditemukan oleh Halpern (1942), dan merupakan
model untuk deret senyawa yang mempunyai struktur umum.
R R2
N – CH2-CH2-
N
R1 R3
Sintesis dan evaluasi
hayati senyawa dengan struktur. Ini menghasilkan banyak anti histamin yang
dipakai dalam klinik.
1.Tripelenamin sitrat
USP, Pyribenzamin citrate; PPZ; 2-benzil [{2-(dimetil-amino)-etil}amino]piridin dihidrogen sitrat (1:1)
Merupakan turunan
fenbenzamin dengan satu penggantian isosterik sederhana, yaitu gugus fenil
diganti dengan gugus piridil.
Penggaraman dengan
asam sitrat, karena garam sitrat kurang pahit dibanding garam HCl, sehingga
rasanya lebih enak.
Karena berbeda bobot
molekulnya dosis kedua garam harus disetarakan: 30 mg garam sitrat setara
dengan 20 mg garam hidrokloridanya.
2. Tripelenamin
Hidroklorida
Garam tripelenamin
HCl merupakan serbuk kristal putih dan akan berubah menjadi gelap dengan adanya
cahaya.
Garam yang larut
dalam air (1: 0,77) dan dalam alkohol (1:6). Mempunyai pKa sekitar 9 , pada
larutan 0,1 % merupakan pH 5,5.
Jika diberikan per
oral, absorbsinya baik dan efektifitasnya sama dengan difenhidramin dan reaksi
sampingnya lebih sedikit dan lebih ringan.
Menyebabkan kantuk
dan harus dihindarkan pemakaian dengan minuman beralkohol.
3. Pirilamin Maleat
USP ; 2-[(2-dimetilaminoetil-9-p-metoksibenzil) amino]
piridil bimaleat
Basa bebas berbentuk
seperti minyak, tersedia sebagai garam asam maleat., yang berupa serbuk kristal
putih dengan sedikit bau, berasa pahit dan asin.
Merupakan
antihistamin yang kurang poten, tetapi poten dalam meng-antagonis kontraksi
terinduksi histamin pada ileum marmot.
Karena mempunyai daya
anestetika lokal, tidak boleh dikunyak harus bersama makanan.
4. Metapirilen HCL
USP ; Histadyl HCL; 2-[(dimetilamino- etil) (2-
tienil)-amino piridin monohidroklorida
Berupa serbuk kristalin putih, rasa pahit, larut
dalam air, alkohol dan kloroform, larutannya mempunyai pH 5,5.
Cincin tiofen
dianggap isosterik dengan cincin benzene dan isoster ini memperlihatkan
aktivitas yang sama. Konformasi trans-metapirilen lebih disukai untuk dua
atom nitrogen etilen diamina.
FDA pada tahun 1979
menarik produk yang mengandung metapirilen karena menyebabkan kanker.
5. Tonzilamin
HCL; 2-[ Z(2-dimetilaminoetil) (p-metoksi- benzil) amino] pirimidin hidroklorida
Berupa serbuk kristalin, larut dalam air , alkohol
dan kloroform.
Larutannya 2% dalam air mempunyai pH 5,5.
Aktivitasnya sama
dengan tripelenamin tetapi kurang toksis.
Dosis lazim : 50 mg,
4 kali sehari
C. Turunan Propilamin
Anggota kelompok yang
jenuh disebut sebagai feniramin yang merupakan molekul khiral.
Turunan tersubstitusi
halogen dapat diputuskan dengan kristalisaasi dari garam yang dibentuk dengan d-asam
tartrat.
Antihistamin golongan
ini merupakan antagonis H1 yang paling aktif.
Mereka tidak
cenderung membuat kantuk, tetapi beberapa pasien mengalami efek ini.
Pada anggota yang
tidak jenuh, sistem ikatan rangkap dua aromatik yang koplanar Ar – C
= CH-CH2 - N faktor penting
untuk aktivitas antihistamin.
Gugus pirolidin
adalah rantai samping amin tersier pada senyawa yang lebih aktif.
Pada anggota alkena
(tidak jenuh), aktivitas antihistamin konfigurasi E berbeda sangat menyolok
dibandingkan dengan konfigurasi Z,
sebagai contoh: E-Pirobutamin sekitar 165 kali lebih poten dari pada
Z-Pirobutamin;
E-Triprolidin
aktivitasnya sekitar 1000 kali lebih
poten dibandingkan dengan Z-triprolidin.
Perbedaan ini dikarenakan jarak antara amina alifatik
tersier dengan salah satu cincin aromatik sekitar 5-6 Ao,
yang jarak tersebut diperlukan dalam ikatan sisi reseptor.
Beberapa turunan
propilamin antara lain :
1.Feniramin maleat;
Avil ; Trimeton; Inhiston maleat
Berupa garam yang
berwarna putih dengan sedikit bau seperti amin yang larut dalam air, dan
alkohol.
Feniramin maleat
merupakan anggota seri yang paling kecil potensinya dan dipasarkan sebagai
rasemat .
Dosis lazim : 20 – 40
mg, sehari 3 kali
2. Klorfeniramin
maleat ; Chlortrimeton
maleat; CTM ; Pehachlor
Berupa puder
kristalin putih, larut dalam air, alkohol dan kloroform. Mempunyai pKa 9,2 dan
larutannya dalam air memounyai pH 4-5.
Klorinasi ferinamin
pada posisi para dari cincin fenil memberikan kenaikan potensi 10 x dengan
perubahan toksisitas tidak begitu besar.
Hampir semua
aktivitas antihistamin terletak pada enantiomorf dektro. Dektro-klor dan brom
feniramin lebih kuat daripada levonya.
3.
Dekstroklorfeniramin maleat = Polaramine maleat
merupakan enantiomer
klorfeniramin yang memutar kekanan.
Isomer ini aktivitas anti histaminnya paling dominan dan mempunyai konfigurasi
S yang super imposable pada konfigurasi S enantiomorf karbinoksamin
levorotatori yang lebih aktif.
4.Bromfeniramin
maleat = Dometane maleat
Kegunaan sama dengan klorfeniramin maleat
senyawa ini mempunyai waktu kerja yang panjang dan efektif dalam dosis 50 x
lebih kecil daripada dosis tripelenamin.
5. Dekstrobromfeniramin maleat = Disomer
Aktivitasnya
didominasi oleh isomer dekstro, dan potensinya sebanding.
Turunan Propilamin
yang tidak jenuh
1. Pirobutamin
fosfat USP; Pyronil fosfat;
(E)-1-[4-(4-Klorofenil)-3-fanil-2-butenil]pirolidin difosfat.
Berupa serbuk kristal putih yang larut
dalam air panas sampai 10 %. Garam fosfatnya lebih mudah diabsorbsi daripada
garam HCl nya
2. Tripolidin HCl
USP; Actidil HCl . (E)-2-[3-(1-pirrollidinil)-1-p-tolil
propenil)piridiimono hidroklorida.
Berupa puder
kristalin putih, larut dalam air, alkohol dan larutannya alkali terhadap
lakmus.
Aktivitasnya terutama
ditentukan pada isomer geometriknya dimana gugus pirolidinometil adalah trans
terhadap gugus 2-piridil.
Studi farmakologi
terbaru memastikan aktivitas tripolidin yang tinggi dan keunggulan isomer E
terhadap isomer Z sebagai antagonis-H1
Pertanyaan :
- Apa yang dimaksud dengan histamine ?
- apasaja penggolongan histamine ?
- bagaiman efek samping dari Klorfeniramin maleat ?
- apakah ada golongan antihistamin yang aman bagi ibu hamil ?
- antihistamin yang sering dijumpai dipasaran ?
- metabolism dari Dekstrobromfeniramin maleat ?

nmr 1
BalasHapusHistamin adalah zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel di dalam tubuh ketika mengalami reaksi alergi atau infeksi
menurut artikel yang saya baca Adalah senyawa normal yang ada di dalam jaringan tubuh, yaitu pada jaringan sel mast dan peredaran basofil, yang bberperan terhadap beberapa fisiologis penting. Histamine dikelurakan dari tempat pengikatan ion pada pengikatan komplek heparin-protein dalam sel mast, sebagai hasil reaksi antigen-antibodi, bila ada rangsangan senyawa allergen. Senyawa ini dapat berupa spora, debu rumah, sinar ultraviolet, cuaca, racun, tripsin, dan enzim, zat makanan, obat, dan beberapa turunan amin. Histamine dapat dimetabolisis melalui reaksi oksidasi, N-metilasi, dan aseilasi.
HapusHistamin menimbulkan efek yang bervariasi pada beberapa organ, antara lain yaitu :
1. Vasodilatasi kapiler sehingga permeable terhadap permeable terhadap cincin dan plasma protein sehingga menyebabkan sembab, rasa gatal, dermatitis, urtikaria.
2. Merangsang sekresiasam lambung sehingga menyebabkan tukak lambung.
3. Meningkatkan sekresi kelenjar
4. Meningkatkan sekresi otot polos bronkus dan usus
5. Mempercepat kerja jantung
6. Menghambat kontraksi uterus
Histamin adalah mediator kimia yang dikelurakan pada fenomena alergi, penderita yang sensitive terhadap histamine atau mudah terkena alergi dikarenakan jumlah enzim-enzim yang dapat merusak histamine di tubuh, seperti histaminases dan aminooksidase, lebih rendah dari normal. Histamine tidak digunakan untuk pengobatan, garam fosfatnya digunakan untuk mengetahui berkurangnya sekresi asam lambung, untuk diagnosis karsinoma lambung dan untuk control positif pada uji alergi kulit.
nmr 2
BalasHapusantagonis h1
antagonis h1 generasi kedua
antagonis h2
sepertinya bisa saya tambahkan sedikit tentang antagonis H1. golongan yang termasuk dalam antagonis h1 ini seperti fenotiazin, propilamin, etilendiamin
HapusSaya tambahkan sedikit jawaban dari ana dan puji.
HapusGolongan antihistamin yaitu:
1. AH1
a. generasi pertama (turunan fenotiazin, propilamin, etilendiamin, eter amino alkil, dll)
Contoh : difenhidramin, prometazin, dll.
b. generasi kedua
Contoh : cetirizin, loratadin
2. AH2, contoh : metiamida, simetidin
3. AH3&4 selektif belum tersedia untuk penggunaan klinis. Namun, telah dikembangkan berbagai antagonis reseptor H3 selektif-parsial, yaitu tioperamid dan klobenpropit yang masih bersifat eksperimental
nmr 3
BalasHapussedasi, gangguan saluran cerna, efek antimuskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinnitus, euforia, nyeri kepala, stimulasi SSP, reaksi alergi, kelainan darah.
iya saya setuju namun yang paling sering terjadi adalah efek sedasi
Hapusmnrt artikel yg saya baca nmr 4 yaitu
BalasHapusDexbrompheniramine maleate
with d-isoephedrine
Fexofenadine (Allegra)
Loratadine (Claritin)
Terfenadine (Seldane)
Triprolidine (Actidil, Actifed)
nmr 5
BalasHapusyg sering di jumpai di pasaran tentu saja CTM karna di jual di apotek tentunya tanpa resep dokter
menurut saya , yang sering di jumpai di pasaran adalah antihistamin gen 1 tetapi saat ini petugas kefarmasian bersama apoteker lebih menyarankan menggunakan antihistamin gen 2 karena efek samping dari antihistamin gen 2 lebih sedikit sehingga dapat disimpulkan kerjanya selektif
Hapusterimakasih untuk tanggapannya nurhasanah dan Tania, dewasa ini sering terjadi penyalahgunaan obat CTM, apakah masih aman dijual secara bebas tanpa resep dokter ?
Hapuspenyalahgunaan CTMnya seperti apa ya kak? kalau sebatas penggunaan CTM sebagai sedatif saya rasa masih aman untuk dijual secara bebas tanpa resep dokter
Hapusnamun penggunaan ctm tanpa indikasi juga tidak baik bagi kesehatan sebaiknya dihindari penggunaaannya karena akan berefek ke hati sebagai tempat metabolisme obat ini
HapusHai, debi.
BalasHapusEfek samping CTM (obat Chlorpeniramine maleat).
Chlorpheniramine Maleat (CTM) adalah Sebuah antagonis histamin H1 yang digunakan dalam reaksi alergi, demam, rhinitis, urtikaria, dan asma. Ini juga telah digunakan dalam aplikasi hewan. Salah satu yang paling banyak digunakan dari anthistamin klasik, umumnya menyebabkan efek mengantuk dan sedasi tetapi kurang daripada prometazin.
EFek samping obat CTM :
a. > 10% :
Susunan saraf pusat : mengantuk.
Saluran pernapasan : mengentalkan sekresi bronkial
b. 1% - 10% :
Susunan saraf pusat : Sakit kepala, eksitabilitas, rasa lelah, pusing.
Gastrointestinal : Mual,xerostomia,diarea,sakitperut, meningkatkan nafsu makan, meningkatkan berat badan.
Genitourinaria : Retensi urinar.
Otot : Artralgia, lemas.
Mata : Diplopia.
Ginjal : Poliuria.
Pernapasan : Faringitis
Yang Perlu diperhatikan pada penggunnan CTM
a. Efek CNS
Kemungkinan depresi SSP (misalnya, mengantuk, pusing, kelemahan).
Hati hati saat mengendarai kendaraan bermotor atau mengoperasikan mesin.
b. Efek Antikolinergik
Kemungkinan efek antikolinergik (misalnya, rasa kering di mulut, hidung, dan tenggorokan, disuria, retensi urin), Gunakan dengan hati-hati, pada pasien dengan glaukoma sudut tertutup, hipertrofi prostat, stenosing ulkus peptikum, obstruksi piloroduodenal, atau obstruksi leher kandung kemih.
c. Efek Bronkopulmonalis
Efek bronkopulmonalis mungkin (misalnya, sesak dada, penebalan sekresi bronkial, mengi). Penggunaan tidak dianjurkan, kecuali di bawah arahan dokter, pada pasien yang memiliki masalah pernapasan (misalnya, emfisema, bronkitis kronis). Penggunaan umumnya tidak dianjurkan pada penderita asma yang sebelumnya mengalami efek bronkopulmonalis serius merugikan yang diinduksi antihistamin ,
Menurut Mayo Clinic, antihistamin pilihan pertama buat ibu hamil adalah loratadin. Namun, menurut FDA, antihistamin pilihan pertama adalah klorfeniramin (CTM) dan difenhidramin. Sekalipun dikelompokkan aman, obat-obat ini hanya boleh dikonsumsi dalam jangka pendek. Tidak boleh sampai berhari-hari. Bagaimanapun, bayi adalah makhluk hidup yang bisa merasakan efek samping kantuk dari CTM atau difenhidramin.
BalasHapusDan, sekali lagi, sebisa mungkin hindari obat yang diminum. Jika kita mengalami alergi akibat sesuatu yang bersentuhan dengan kulit, sebaiknya kita berusaha mengobatinya dengan obat-obat yang digunakan secara lokal (topikal) alias dioleskan atau ditaburkan di kulit. Misalnya, sebelum memutuskan minum CTM atau difenhidramin, lebih baik mencoba bedak obat kulit lebih.
Histamin (suatu autacoid atau hormon lokal) adalah suatu amin nabati (bioamin) yang ditemukan oleh dr. Paul Ehrlich (1878) dan merupakan produk normal dari pertukaran zat histidin melalui dekarboksilasi enzimatis. Asam amino ini masuk ke dalam tubuh terutama dalam daging (protein) yang kemudian di jaringan (juga di usus halus) diubah secara enzimatis menjadi histamin (dekarboksilasi).
BalasHapusEko dapatkah anda menjelaskan dengan bahasa sendiri mengenai histamin agar mudah dimengerti
HapusHalo kak, saya ingin membantu, menurut saya histamin merupakan neurotransmiter yang diproduksi tubuh pada keadaan reaksi alergi, di mana gejala yang paling nyata adalah adanya iritasi pada kulit, hidung, tenggorokan, dan paru – paru (gatal, kemerahan, bengkak, batuk) sebagai respon dari berbagai macam alergen ; gigitan serangga ; bahan – bahan oles yang menimbulkan iritasi ; debu ; dan makanan.
HapusSaya akan mencoba menambahkan. Jadi histamin itu merupakan suatu neurotransmiter atau dengan kata lain dapat disebut sebagai pembawa. Jadi Histamin merupakan suatu pembawa yang membawa sinyal ke otak ketika terjadi suatu inflamasi atau peradangan pada tubuh
Hapuspertanyaan no 5.
BalasHapusmenurut saya antihistamin yang sering dijumpai dipasaran adalah CTM. terimakasih
Untuk efek samping CTM yg paling sering terjadi yaitu efek sedatif yang ditimbulkannya
BalasHapusSaya ingin menjawab pertanyaan nomor 1.
BalasHapusHistamin adalah bahan kimia yang tersimpan dalam tubuh kita. Hal ini dihasilkan oleh sel-sel yang dikenal sebagai sel mast. Histamin adalah sebuah molekul protein dengan rumus kimia C5H9N3. Ini berfungsi sebagai bagian penting dari respon kekebalan tubuh kita. Ketika kita bersentuhan dengan alergen, seperti serbuk sari atau bulu binatang, histamin dilepaskan oleh tubuh ke lokasi kontak. Tujuan dari respon ini adalah untuk membantu tubuh mengatasi iritasi yang disebabkan oleh alergen.
5. antihistamin yang sering dijumpai dipasaran golongan AH1 adalah CTM dan Dimenhydrinate.
BalasHapusgolongan AH2 yang sering dijumpai pasaran adalah ranitidin.
Histamin adalah zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel di dalam tubuh ketika mengalami reaksi alergi atau infeksi. Namun jika berlebihan, histamin bisa menyebabkan masalah.
BalasHapusHistamin adalah senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh, yaitu pada jaringan sel mast dan peredaran basofil, yang berperan terhadap berbagai fisiologis penting. Histamin dikeluarkan dari tempat pengikatan ion pada kompleks heparin-protein dalam sel mast, sebagai hasil reaksi antigen-antibodi, bila ada rangsangan senyawa alergen. Histamin cepat dimetabolisis melalui reaksi oksidasi, N-metilasi dan asetilasi. Sumber histamin dalam tubuh adalah histidin yang mengalami dekarboksilasi menjadi histamin
BalasHapusAda banyak efek samping yang bisa ditimbulkan oleh obat CTM ini, diantaranya:
BalasHapusMengantuk
Pusing
Sakit kepala
Sembelit
Sakit perut
Penglihatan kabur
Penurunan koordinasi
Kering pada mulut, hidung, dan tenggorokan
Untuk meredakan efek smaping yang berupa mulut kering, perbanyaklah minum cairan. Klorfeniramin juga bisa mengeringkan dan mengentalkan lendir di paru-paru, sehingga memberikan efek lebih sulit untuk bernapas dan bersihan paru-paru. Untuk mencegah efek ini, minumlah banyak cairan.
Jika dokter telah diresepkan obat CTM ini, ingatlah bahwa ia telah menilai bahwa manfaat obat ini lebih besar daripada risiko efek sampingnya bagi Anda. Banyak orang menggunakan obat ini tidak memiliki efek samping yang serius.
Hubungi dokter segera apabila terjadi efek samping yang serius, seperti: perubahan mental / suasana hati (misalnya, halusinasi, lekas marah, gugup, kebingungan), telinga berdenging, kesulitan buang air kecil, mudah memar / pendarahan, denyut jantung cepat atau tidak teratur, atau kejang.
Jika selama 3 hari Anda menggunakan obat CTM ini untuk mengobati gatal atau lainnya, namun tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan pada kondisi Anda, maka konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
no 2
BalasHapusAntagonis H1
Antagonis H2
pertanyaan no 1
BalasHapusHistamin adalah bahan kimia yang diproduksi dan disimpan dalam tubuh. Histamin juga merupakan bagian dari respon kekebalan tubuh dan dilepaskan selama reaksi alergi
Nmor 1.
BalasHapusHistamin adalah senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh, yaitu pada jaringan sel mast dan peredaran basofil, yang berperan terhadap berbagai fisiologis penting. Histamin dikeluarkan dari tempat pengikatan ion pada kompleks heparin-protein dalam sel mast, sebagai hasil reaksi antigen-antibodi, bila ada rangsangan senyawa alergen. Histamin cepat dimetabolisis melalui reaksi oksidasi, N-metilasi dan asetilasi. Sumber histamin dalam tubuh adalah histidin yang mengalami dekarboksilasi menjadi histamin
no 1
BalasHapusHistamin adalah senyawa normal yang ada di dalam jaringan tubuh, yaitu pada jaringan sel mast dan peredaran basofil, yang bberperan terhadap beberapa fisiologis penting. Histamine dikelurakan dari tempat pengikatan ion pada pengikatan komplek heparin-protein dalam sel mast, sebagai hasil reaksi antigen-antibodi, bila ada rangsangan senyawa allergen. Senyawa ini dapat berupa spora, debu rumah, sinar ultraviolet, cuaca, racun, tripsin, dan enzim, zat makanan, obat, dan beberapa turunan amin.
no. 1 histamin merupakan salah satu senyawa yang ada didalam tubuh dalam keadaan normal berperan terhadap beberapa fisiologis penting. selain itu histamin juga merupakan neurotransmiter yang diproduksi tubuh pada keadaan reaksi alergi,
BalasHapushai kak,saya juga akan mencoba menjawab nomor 5
BalasHapusyang paling dijumpai dipasaran yaitu seperti CTM,cetrizin dan ranitidin
yang paling sring di jumpai di pasaran yaitu ctm, ranitidin,
BalasHapus