turunan etilendiamin dan turunan propilamin



Mekanisme kerja


Antihistamin tipe H1 low sedating merupakan antagonis dari histamin pada reseptor H1, berikatan secara tidak kompetitif, tidak mudah diganti oleh antihistamin, dilepaskan secara perlahan dan kerjanya lebih lama (Wolverton, Wilkin, Fitzpatrick) Antihistamin H1 ini, kurang bersifat lipofilik, sangat sedikit menembus sawar darah otak, dan lebih mengikat reseptor H1 di perifer secara lebih spesifik. (Fitzpatrick, Wilkin, Wolverton, Arndt) Beberapa obat ini mempunyai membrane stabilizing atau efek seperti kuinidine pada otot jantung, dan menyebabkan perpanjangan masa refraksi jantung serta aritmia ventrikuler ”torsades de pointes”. (Fitzpatrick) Walaupun golongan ini sering dikatakan nonsedasi, obat-obat ini tetap dapat menyebabkan efek sedasi, namun dalam banyak penelitian dikatakan insidensi sedasi jauh lebih sedikit dibandingkan antihistamin H1 klasik, demikian pula efek antikolinergiknya lebih jarang terjadi dibanding antihistamin H1 klasik. (Wilkin)  Cetirizine  berpengaruh pada perpindahan sel dalam kulit dan jaringan lainnya, pelepasan atau pembuatan dan pelepasan mediator inflamasi serta ekspresi molekul adhesi. (Fitzpatrick)


Antihistamin tipe H1 low sedating diabsorbsi dari saluran cerna dan mencapai puncak konsetrasi plasma dalam 2 jam. Obat tersebut menghilangkan urtikaria dan reaksi eritema sekitar 1-24 jam. Terfenadin, astemizol, loratadin, aktivastin, mizolastin, ebastin dan oksatomid dimetabolisme di hepar melalui sisitem enzim CYP dalam hepar CYP3A4. Cetirizin, metabolit asam karboksilik dari terfenadin, dan desloratadin tidak dimetablisme dalam hepar. (Fitzpatrick)


Astemizol mempunyai efek jangka panjang, namun onset mulai kerjanya dan konsentrasi dalam keadaan stabil dicapai dalam 3-4 minggu. Efek astemizol berlangsung lama dan obat harus dihentikan 4-6 minggu sebelum dilakukan uji tusuk. Waktu paruh eliminasi cetirizin dan feksofenadin pada anak-anak sama dengan dewasa (Fitzpatrick)


Farmakologi


Sebagai inverse agonist, antihistamin H1 beraksi dengan bergabung bersama dan menstabilkan reseptor H1 yang belum aktif, sehingga berada pada status yang tidak aktif. Penghambatan reseptor histamin H1 ini bisa mengurangi permeabilitas vaskular, pengurangan pruritus, dan relaksasi otot polos saluran cerna serta napas. Secara klinis, antihistamin H1 generasi pertama ditemukan sangat efektif berbagai gejala rhinitis alergi reaksi fase awal, seperti rhinorrhea, pruritus, dan sneezing. Tapi, obat ini kurang efektif untuk mengontrol nasal congestion yang terkait dengan reaksi fase akhir.


Sementara itu antihistamin generasi kedua dan ketiga memiliki profil farmakologi yang lebih baik. Keduanya lebih selektif pada reseptor perifer dan juga bisa  menurunkan lipofilisitas, sehingga efek samping pada SSP lebih minimal. Di samping itu, obat ini juga memiliki kemampuan anti alergi tambahan, yakni sebagai antagonis histamin. Antihistamin generasi baru ini mempengaruhi pelepasan mediator dari sel mast dengan menghambat influks ion kalsium melintasi sel mast atau membaran basofil plasma, atau menghambat pelepasan ion kalsium intraseluler dalam sel. Obat ini menghambat reaksi alergi dengan bekerja pada leukotriene dan prostaglandin, atau dengan menghasilkan efek anti-platelet activating factor.


Antihistamin H1 diduga juga memiliki efek anti inflamasi. Hal ini terlihat dari studi in vitro desloratadine, suatu antihistamin H1 generasi ketiga. Studi menunjukkan, desloratadine memiliki efek langsung pada mediator inflamatori, seperti menghambat pelepasan intracellular adhesion molecule-1 (ICAM-1) oleh sel epitel nasal, sehingga memperlihatkan aktivitas anti-inflamatori dan imunomodulatori. Kemampuan tambahan inilah yang mungkin menjelaskan kenapa desloratadine secara signifikan bisa memperbaiki nasal congestion pada beberapa double-blind, placebo-controlled studies. Efek ini tak ditemukan pada generasi sebelumnya, generasi pertama dan kedua. Sehingga perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk menguak misteri dari efek tambahan ini.


 


Berdasar strukturnya antihistamin digolongkan menjadi:


                        A. Etilen diamin


                        B. Turunan Propilamin Eter


                        C. amino alkil (etanolamin eter)


                        D.  Antihistamin cincin trisiklik


 


Etilendiamin.


Etilendiamin mempunyai efek samping penekanan CNS dan gastro intestinal. 


Antihistamin tipe piperazin, imidazolin dan fenotiazin mengandung bagian etilendiamin.


Pada kebanyakan molekul obat adanya  nitrogen kelihatannya merupakan kondisi yang diperlukan untuk pembentukan garam yang stabil dengan asam mineral.


Gugus amino alifatik dalam etilen diamin cukup basis untuk pembentukan garam, akan tetapi atom N yang diikat pada cincin aromatik sangat kurang basis.


Elektron bebas pada nitrogen aril di delokalisasi oleh cincin aromatic


Struktur resonansi yang menunjukkan delokalisasi elektron adalah sbb




Adanya penurunan kerapatan elektron pada N, menjadi kurang basis dan protonasi pada posisi ini berlangsung lambat


Beberapa contoh antihistamin turunan etilediamin


AH-5


Fenbenzamin merupakan salah satu anti histamin kuat yang ditemukan oleh Halpern (1942), dan merupakan model untuk deret senyawa yang mempunyai struktur umum.


 


         R                                                    R2


                                  N – CH2-CH2- N


            R1                                                         R3


 


Sintesis dan evaluasi hayati senyawa dengan struktur. Ini menghasilkan banyak anti histamin yang dipakai dalam klinik.


1.Tripelenamin sitrat USP, Pyribenzamin citrate; PPZ; 2-benzil [{2-(dimetil-amino)-etil}amino]piridin dihidrogen sitrat (1:1)


Merupakan turunan fenbenzamin dengan satu penggantian isosterik sederhana, yaitu gugus fenil diganti dengan gugus piridil.
Penggaraman dengan asam sitrat, karena garam sitrat kurang pahit dibanding garam HCl, sehingga rasanya lebih enak.
Karena berbeda bobot molekulnya dosis kedua garam harus disetarakan: 30 mg garam sitrat setara dengan 20 mg garam hidrokloridanya.


2. Tripelenamin Hidroklorida


Garam tripelenamin HCl merupakan serbuk kristal putih dan akan berubah menjadi gelap dengan adanya cahaya.
Garam yang larut dalam air (1: 0,77) dan dalam alkohol (1:6). Mempunyai pKa sekitar 9 , pada larutan 0,1 % merupakan pH 5,5.
Jika diberikan per oral, absorbsinya baik dan efektifitasnya sama dengan difenhidramin dan reaksi sampingnya lebih sedikit dan lebih ringan.
Menyebabkan kantuk dan harus dihindarkan pemakaian dengan minuman beralkohol.


3. Pirilamin Maleat USP ; 2-[(2-dimetilaminoetil-9-p-metoksibenzil) amino] piridil  bimaleat


Basa bebas berbentuk seperti minyak, tersedia sebagai garam asam maleat., yang berupa serbuk kristal putih dengan sedikit bau, berasa pahit dan asin.
Merupakan antihistamin yang kurang poten, tetapi poten dalam meng-antagonis kontraksi terinduksi histamin pada ileum marmot.
Karena mempunyai daya anestetika lokal, tidak boleh dikunyak harus bersama makanan.


4. Metapirilen HCL USP ;  Histadyl HCL;  2-[(dimetilamino- etil) (2- tienil)-amino piridin monohidroklorida


Berupa  serbuk kristalin putih, rasa pahit, larut dalam air, alkohol dan kloroform, larutannya mempunyai pH 5,5.
Cincin tiofen dianggap isosterik dengan cincin benzene dan isoster ini memperlihatkan aktivitas yang sama. Konformasi trans-metapirilen lebih disukai untuk dua atom nitrogen etilen diamina.
FDA pada tahun 1979 menarik produk yang mengandung metapirilen karena menyebabkan kanker.


5. Tonzilamin HCL;  2-[ Z(2-dimetilaminoetil) (p-metoksi- benzil) amino] pirimidin  hidroklorida


Berupa  serbuk kristalin, larut dalam air , alkohol dan kloroform.
Larutannya  2% dalam air mempunyai pH 5,5.
Aktivitasnya sama dengan tripelenamin tetapi kurang toksis.
Dosis lazim : 50 mg, 4 kali sehari


C. Turunan Propilamin


Anggota kelompok yang jenuh disebut sebagai feniramin yang merupakan molekul khiral.
Turunan tersubstitusi halogen dapat diputuskan dengan kristalisaasi dari garam yang dibentuk dengan d-asam tartrat.
Antihistamin golongan ini merupakan antagonis H1 yang paling aktif.
Mereka tidak cenderung membuat kantuk, tetapi beberapa pasien mengalami efek ini.
Pada anggota yang tidak jenuh, sistem ikatan rangkap dua aromatik yang koplanar Ar – C = CH-CH2 - N  faktor penting untuk aktivitas antihistamin.
Gugus pirolidin adalah rantai samping amin tersier pada senyawa yang lebih aktif.
Pada anggota alkena (tidak jenuh), aktivitas antihistamin konfigurasi E berbeda sangat menyolok dibandingkan dengan  konfigurasi Z, sebagai contoh: E-Pirobutamin sekitar 165 kali lebih poten dari pada Z-Pirobutamin; 
E-Triprolidin aktivitasnya sekitar  1000 kali lebih poten dibandingkan dengan Z-triprolidin.
Perbedaan ini  dikarenakan jarak antara amina alifatik tersier dengan salah satu cincin aromatik sekitar 5-6 Ao, yang jarak tersebut diperlukan dalam ikatan sisi reseptor.


Beberapa turunan propilamin antara lain :


1.Feniramin maleat; Avil ; Trimeton; Inhiston maleat


Berupa garam yang berwarna putih dengan sedikit bau seperti amin yang larut dalam air, dan alkohol.
Feniramin maleat merupakan anggota seri yang paling kecil potensinya dan dipasarkan sebagai rasemat . 
Dosis lazim : 20 – 40 mg, sehari 3 kali


2. Klorfeniramin maleat ;  Chlortrimeton maleat; CTM ; Pehachlor


Berupa puder kristalin putih, larut dalam air, alkohol dan kloroform. Mempunyai pKa 9,2 dan larutannya dalam air memounyai pH 4-5.


Klorinasi ferinamin pada posisi para dari cincin fenil memberikan kenaikan potensi 10 x dengan perubahan toksisitas tidak begitu besar.


Hampir semua aktivitas antihistamin terletak pada enantiomorf dektro. Dektro-klor dan brom feniramin lebih kuat daripada levonya.


3. Dekstroklorfeniramin maleat = Polaramine maleat


merupakan enantiomer klorfeniramin yang memutar  kekanan. Isomer ini aktivitas anti histaminnya paling dominan dan mempunyai konfigurasi S yang super imposable pada konfigurasi S enantiomorf karbinoksamin levorotatori yang lebih aktif.


 4.Bromfeniramin maleat = Dometane maleat


   Kegunaan sama dengan klorfeniramin maleat senyawa ini mempunyai waktu kerja yang panjang dan efektif dalam dosis 50 x lebih kecil daripada dosis tripelenamin.


  5. Dekstrobromfeniramin maleat = Disomer
Aktivitasnya didominasi oleh isomer dekstro, dan potensinya sebanding.


Turunan Propilamin yang tidak jenuh


1. Pirobutamin fosfat USP; Pyronil fosfat;  (E)-1-[4-(4-Klorofenil)-3-fanil-2-butenil]pirolidin difosfat.


    Berupa serbuk kristal putih yang larut dalam air panas sampai 10 %. Garam fosfatnya lebih mudah diabsorbsi daripada garam HCl nya


2. Tripolidin HCl USP; Actidil HCl .  (E)-2-[3-(1-pirrollidinil)-1-p-tolil propenil)piridiimono hidroklorida.


Berupa puder kristalin putih, larut dalam air, alkohol dan larutannya alkali terhadap lakmus.
Aktivitasnya terutama ditentukan pada isomer geometriknya dimana gugus pirolidinometil adalah trans terhadap gugus 2-piridil.
Studi farmakologi terbaru memastikan aktivitas tripolidin yang tinggi dan keunggulan isomer E terhadap isomer Z sebagai antagonis-H1






 


Pertanyaan :


  1. Apa yang dimaksud dengan histamine ?
  2. apasaja penggolongan histamine ?
  3. bagaiman efek samping dari Klorfeniramin maleat ?
  4. apakah  ada golongan antihistamin yang aman bagi ibu hamil ?
  5. antihistamin yang sering dijumpai dipasaran ?
  6. metabolism dari Dekstrobromfeniramin maleat ?


 

Komentar

  1. nmr 1
    Histamin adalah zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel di dalam tubuh ketika mengalami reaksi alergi atau infeksi

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut artikel yang saya baca Adalah senyawa normal yang ada di dalam jaringan tubuh, yaitu pada jaringan sel mast dan peredaran basofil, yang bberperan terhadap beberapa fisiologis penting. Histamine dikelurakan dari tempat pengikatan ion pada pengikatan komplek heparin-protein dalam sel mast, sebagai hasil reaksi antigen-antibodi, bila ada rangsangan senyawa allergen. Senyawa ini dapat berupa spora, debu rumah, sinar ultraviolet, cuaca, racun, tripsin, dan enzim, zat makanan, obat, dan beberapa turunan amin. Histamine dapat dimetabolisis melalui reaksi oksidasi, N-metilasi, dan aseilasi.
      Histamin menimbulkan efek yang bervariasi pada beberapa organ, antara lain yaitu :
      1. Vasodilatasi kapiler sehingga permeable terhadap permeable terhadap cincin dan plasma protein sehingga menyebabkan sembab, rasa gatal, dermatitis, urtikaria.
      2. Merangsang sekresiasam lambung sehingga menyebabkan tukak lambung.
      3. Meningkatkan sekresi kelenjar
      4. Meningkatkan sekresi otot polos bronkus dan usus
      5. Mempercepat kerja jantung
      6. Menghambat kontraksi uterus

      Histamin adalah mediator kimia yang dikelurakan pada fenomena alergi, penderita yang sensitive terhadap histamine atau mudah terkena alergi dikarenakan jumlah enzim-enzim yang dapat merusak histamine di tubuh, seperti histaminases dan aminooksidase, lebih rendah dari normal. Histamine tidak digunakan untuk pengobatan, garam fosfatnya digunakan untuk mengetahui berkurangnya sekresi asam lambung, untuk diagnosis karsinoma lambung dan untuk control positif pada uji alergi kulit.

      Hapus
  2. nmr 2
    antagonis h1
    antagonis h1 generasi kedua
    antagonis h2

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepertinya bisa saya tambahkan sedikit tentang antagonis H1. golongan yang termasuk dalam antagonis h1 ini seperti fenotiazin, propilamin, etilendiamin

      Hapus
    2. Saya tambahkan sedikit jawaban dari ana dan puji.
      Golongan antihistamin yaitu:
      1. AH1
      a. generasi pertama (turunan fenotiazin, propilamin, etilendiamin, eter amino alkil, dll)
      Contoh : difenhidramin, prometazin, dll.
      b. generasi kedua
      Contoh : cetirizin, loratadin

      2. AH2, contoh : metiamida, simetidin
      3. AH3&4 selektif belum tersedia untuk penggunaan klinis. Namun, telah dikembangkan berbagai antagonis reseptor H3 selektif-parsial, yaitu tioperamid dan klobenpropit yang masih bersifat eksperimental

      Hapus
  3. nmr 3
    sedasi, gangguan saluran cerna, efek antimuskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinnitus, euforia, nyeri kepala, stimulasi SSP, reaksi alergi, kelainan darah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya saya setuju namun yang paling sering terjadi adalah efek sedasi

      Hapus
  4. mnrt artikel yg saya baca nmr 4 yaitu

    Dexbrompheniramine maleate
    with d-isoephedrine
    Fexofenadine (Allegra)
    Loratadine (Claritin)
    Terfenadine (Seldane)
    Triprolidine (Actidil, Actifed)

    BalasHapus
  5. nmr 5
    yg sering di jumpai di pasaran tentu saja CTM karna di jual di apotek tentunya tanpa resep dokter

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya , yang sering di jumpai di pasaran adalah antihistamin gen 1 tetapi saat ini petugas kefarmasian bersama apoteker lebih menyarankan menggunakan antihistamin gen 2 karena efek samping dari antihistamin gen 2 lebih sedikit sehingga dapat disimpulkan kerjanya selektif

      Hapus
    2. terimakasih untuk tanggapannya nurhasanah dan Tania, dewasa ini sering terjadi penyalahgunaan obat CTM, apakah masih aman dijual secara bebas tanpa resep dokter ?

      Hapus
    3. penyalahgunaan CTMnya seperti apa ya kak? kalau sebatas penggunaan CTM sebagai sedatif saya rasa masih aman untuk dijual secara bebas tanpa resep dokter

      Hapus
    4. namun penggunaan ctm tanpa indikasi juga tidak baik bagi kesehatan sebaiknya dihindari penggunaaannya karena akan berefek ke hati sebagai tempat metabolisme obat ini

      Hapus
  6. Hai, debi.

    Efek samping CTM (obat Chlorpeniramine maleat).

    Chlorpheniramine Maleat (CTM) adalah Sebuah antagonis histamin H1 yang digunakan dalam reaksi alergi, demam, rhinitis, urtikaria, dan asma. Ini juga telah digunakan dalam aplikasi hewan. Salah satu yang paling banyak digunakan dari anthistamin klasik, umumnya menyebabkan efek mengantuk dan sedasi tetapi kurang daripada prometazin.


    EFek samping obat CTM :
    a. > 10% :
    Susunan saraf pusat : mengantuk.
    Saluran pernapasan : mengentalkan sekresi bronkial

    b. 1% - 10% :
    Susunan saraf pusat : Sakit kepala, eksitabilitas, rasa lelah, pusing.
    Gastrointestinal : Mual,xerostomia,diarea,sakitperut, meningkatkan nafsu makan, meningkatkan berat badan.
    Genitourinaria : Retensi urinar.
    Otot : Artralgia, lemas.
    Mata : Diplopia.
    Ginjal : Poliuria.
    Pernapasan : Faringitis

    Yang Perlu diperhatikan pada penggunnan CTM
    a. Efek CNS
    Kemungkinan depresi SSP (misalnya, mengantuk, pusing, kelemahan).

    Hati hati saat mengendarai kendaraan bermotor atau mengoperasikan mesin.

    b. Efek Antikolinergik
    Kemungkinan efek antikolinergik (misalnya, rasa kering di mulut, hidung, dan tenggorokan, disuria, retensi urin), Gunakan dengan hati-hati, pada pasien dengan glaukoma sudut tertutup, hipertrofi prostat, stenosing ulkus peptikum, obstruksi piloroduodenal, atau obstruksi leher kandung kemih.

    c. Efek Bronkopulmonalis
    Efek bronkopulmonalis mungkin (misalnya, sesak dada, penebalan sekresi bronkial, mengi). Penggunaan tidak dianjurkan, kecuali di bawah arahan dokter, pada pasien yang memiliki masalah pernapasan (misalnya, emfisema, bronkitis kronis). Penggunaan umumnya tidak dianjurkan pada penderita asma yang sebelumnya mengalami efek bronkopulmonalis serius merugikan yang diinduksi antihistamin ,

    BalasHapus
  7. Menurut Mayo Clinic, antihistamin pilihan pertama buat ibu hamil adalah loratadin. Namun, menurut FDA, antihistamin pilihan pertama adalah klorfeniramin (CTM) dan difenhidramin. Sekalipun dikelompokkan aman, obat-obat ini hanya boleh dikonsumsi dalam jangka pendek. Tidak boleh sampai berhari-hari. Bagaimanapun, bayi adalah makhluk hidup yang bisa merasakan efek samping kantuk dari CTM atau difenhidramin.

    Dan, sekali lagi, sebisa mungkin hindari obat yang diminum. Jika kita mengalami alergi akibat sesuatu yang bersentuhan dengan kulit, sebaiknya kita berusaha mengobatinya dengan obat-obat yang digunakan secara lokal (topikal) alias dioleskan atau ditaburkan di kulit. Misalnya, sebelum memutuskan minum CTM atau difenhidramin, lebih baik mencoba bedak obat kulit lebih.

    BalasHapus
  8. Histamin (suatu autacoid atau hormon lokal) adalah suatu amin nabati (bioamin) yang ditemukan oleh dr. Paul Ehrlich (1878) dan merupakan produk normal dari pertukaran zat histidin melalui dekarboksilasi enzimatis. Asam amino ini masuk ke dalam tubuh terutama dalam daging (protein) yang kemudian di jaringan (juga di usus halus) diubah secara enzimatis menjadi histamin (dekarboksilasi).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eko dapatkah anda menjelaskan dengan bahasa sendiri mengenai histamin agar mudah dimengerti

      Hapus
    2. Halo kak, saya ingin membantu, menurut saya histamin merupakan neurotransmiter yang diproduksi tubuh pada keadaan reaksi alergi, di mana gejala yang paling nyata adalah adanya iritasi pada kulit, hidung, tenggorokan, dan paru – paru (gatal, kemerahan, bengkak, batuk) sebagai respon dari berbagai macam alergen ; gigitan serangga ; bahan – bahan oles yang menimbulkan iritasi ; debu ; dan makanan.

      Hapus
    3. Saya akan mencoba menambahkan. Jadi histamin itu merupakan suatu neurotransmiter atau dengan kata lain dapat disebut sebagai pembawa. Jadi Histamin merupakan suatu pembawa yang membawa sinyal ke otak ketika terjadi suatu inflamasi atau peradangan pada tubuh

      Hapus
  9. pertanyaan no 5.
    menurut saya antihistamin yang sering dijumpai dipasaran adalah CTM. terimakasih

    BalasHapus
  10. Untuk efek samping CTM yg paling sering terjadi yaitu efek sedatif yang ditimbulkannya

    BalasHapus
  11. Saya ingin menjawab pertanyaan nomor 1.
    Histamin adalah bahan kimia yang tersimpan dalam tubuh kita. Hal ini dihasilkan oleh sel-sel yang dikenal sebagai sel mast. Histamin adalah sebuah molekul protein dengan rumus kimia C5H9N3. Ini berfungsi sebagai bagian penting dari respon kekebalan tubuh kita. Ketika kita bersentuhan dengan alergen, seperti serbuk sari atau bulu binatang, histamin dilepaskan oleh tubuh ke lokasi kontak. Tujuan dari respon ini adalah untuk membantu tubuh mengatasi iritasi yang disebabkan oleh alergen.

    BalasHapus
  12. 5. antihistamin yang sering dijumpai dipasaran golongan AH1 adalah CTM dan Dimenhydrinate.
    golongan AH2 yang sering dijumpai pasaran adalah ranitidin.

    BalasHapus
  13. Histamin adalah zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel di dalam tubuh ketika mengalami reaksi alergi atau infeksi. Namun jika berlebihan, histamin bisa menyebabkan masalah.

    BalasHapus
  14. Histamin adalah senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh, yaitu pada jaringan sel mast dan peredaran basofil, yang berperan terhadap berbagai fisiologis penting. Histamin dikeluarkan dari tempat pengikatan ion pada kompleks heparin-protein dalam sel mast, sebagai hasil reaksi antigen-antibodi, bila ada rangsangan senyawa alergen. Histamin cepat dimetabolisis melalui reaksi oksidasi, N-metilasi dan asetilasi. Sumber histamin dalam tubuh adalah histidin yang mengalami dekarboksilasi menjadi histamin

    BalasHapus
  15. Ada banyak efek samping yang bisa ditimbulkan oleh obat CTM ini, diantaranya:

    Mengantuk
    Pusing
    Sakit kepala
    Sembelit
    Sakit perut
    Penglihatan kabur
    Penurunan koordinasi
    Kering pada mulut, hidung, dan tenggorokan
    Untuk meredakan efek smaping yang berupa mulut kering, perbanyaklah minum cairan. Klorfeniramin juga bisa mengeringkan dan mengentalkan lendir di paru-paru, sehingga memberikan efek lebih sulit untuk bernapas dan bersihan paru-paru. Untuk mencegah efek ini, minumlah banyak cairan.

    Jika dokter telah diresepkan obat CTM ini, ingatlah bahwa ia telah menilai bahwa manfaat obat ini lebih besar daripada risiko efek sampingnya bagi Anda. Banyak orang menggunakan obat ini tidak memiliki efek samping yang serius.

    Hubungi dokter segera apabila terjadi efek samping yang serius, seperti: perubahan mental / suasana hati (misalnya, halusinasi, lekas marah, gugup, kebingungan), telinga berdenging, kesulitan buang air kecil, mudah memar / pendarahan, denyut jantung cepat atau tidak teratur, atau kejang.

    Jika selama 3 hari Anda menggunakan obat CTM ini untuk mengobati gatal atau lainnya, namun tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan pada kondisi Anda, maka konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.

    BalasHapus
  16. no 2
    Antagonis H1
    Antagonis H2

    BalasHapus
  17. pertanyaan no 1
    Histamin adalah bahan kimia yang diproduksi dan disimpan dalam tubuh. Histamin juga merupakan bagian dari respon kekebalan tubuh dan dilepaskan selama reaksi alergi

    BalasHapus
  18. Nmor 1.
    Histamin adalah senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh, yaitu pada jaringan sel mast dan peredaran basofil, yang berperan terhadap berbagai fisiologis penting. Histamin dikeluarkan dari tempat pengikatan ion pada kompleks heparin-protein dalam sel mast, sebagai hasil reaksi antigen-antibodi, bila ada rangsangan senyawa alergen. Histamin cepat dimetabolisis melalui reaksi oksidasi, N-metilasi dan asetilasi. Sumber histamin dalam tubuh adalah histidin yang mengalami dekarboksilasi menjadi histamin

    BalasHapus
  19. no 1
    Histamin adalah senyawa normal yang ada di dalam jaringan tubuh, yaitu pada jaringan sel mast dan peredaran basofil, yang bberperan terhadap beberapa fisiologis penting. Histamine dikelurakan dari tempat pengikatan ion pada pengikatan komplek heparin-protein dalam sel mast, sebagai hasil reaksi antigen-antibodi, bila ada rangsangan senyawa allergen. Senyawa ini dapat berupa spora, debu rumah, sinar ultraviolet, cuaca, racun, tripsin, dan enzim, zat makanan, obat, dan beberapa turunan amin.

    BalasHapus
  20. no. 1 histamin merupakan salah satu senyawa yang ada didalam tubuh dalam keadaan normal berperan terhadap beberapa fisiologis penting. selain itu histamin juga merupakan neurotransmiter yang diproduksi tubuh pada keadaan reaksi alergi,

    BalasHapus
  21. hai kak,saya juga akan mencoba menjawab nomor 5
    yang paling dijumpai dipasaran yaitu seperti CTM,cetrizin dan ranitidin

    BalasHapus
  22. yang paling sring di jumpai di pasaran yaitu ctm, ranitidin,

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer